Hengkang dari PDIP, Perjalanan Gibran dan Bobby Nasution Jadi Wali Kota Solo dan Wali Kota Medan
TEMPO.CO , Jakarta - Nama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Wali Kota Medan Bobby Nasution mencuat belakangan. Anak dan menantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi ini menjadi bahan perbincangan hangat perpolitikan jelang Pemilu 2024.
Gibran disorot setelah didapuk sebagai calon DPR presiden pendamping Prabowo Subianto. Sedangkan Bobby Nasution menyatakan mendukung pasangan capres-cawapres usungan Koalisi Indonesia Maju itu. Padahal Gibran dan Bobby adalah kader PDIP, yang mana partainya mengusung Ganjar–Mahfud MD di Pilpres 2024.
Akibat sikap berseberangan Herbi PDIP itu, keduanya diminta mengembalikan Kartu Tanda Anggota alias KTA. Itu adalah bahasa halus buat kata dipecat. Gibran bahkan disebut sudah otomatis keluar dari PDIP setelah jadi cawapresnya Prabowo. Demikian juga Bobby, mendukung Prabowo berarti mengikuti langkah Budiman Sudjatmiko, hengkang.
Perjalanan Gibran jadi Wali Kota Solo
Dilansir dari Majalah Tempo edisi Sabtu, 13 Juni 2020, nama Gibran mulai masuk pusaran pemilihan Wali Kota Solo saat Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi mengumumkan hasil survei pada 25 Juli 2019. Popularitas Gibran kala itu mencapai 90 persen, dengan tingkat penerimaan 61 persen.
Gibran mengungkapkan keinginannya terjun ke politik saat menjadi pembicara dalam Playfest 2019 di kawasan Gelora Bung Karno pada 25 Agustus 2019. Praktis, Gibran mulai terbuka berbicara politik. “Nanti kabari saya kalau pendaftaran telah dibuka,” kata Gibran. Namun, kala itu PDIP Solo menutup peluang Gibran menjadi calon wali kota. Pada 9 September 2019, mereka bahkan sudah mendaftarkan Achmad Purnomo-Teguh Prakosa.
Pada 18 September, Gibran menemui Wali Kota Solo yang juga Ketua DPC PDIP Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, di Loji Gandrung untuk menanyakan mekanisme pencalonan Wali Kota Solo melalui PDIP. Beberapa hari berselang, 23 September Gibran menjadi anggota PDIP Solo. Lalu pada 12 Desember dia mendaftar sebagai balon Wali Kota Solo melalui DPP PDIP. Pencalonan Gibran ditolak oleh DPC PDIP Solo karena mereka telah lebih dulu mengusung Purnomo-Teguh.
Pada 9 Maret 2020, DPP PDIP menyatakan telah memutuskan kandidat yang akan diusung menjadi calon Wali Kota Solo, tapi masih enggan menyebutkan nama. Pada 24 April, Purnomo menyatakan mundur dari bursa pencalonan dengan alasan ingin berfokus menangani wabah Corona. Lalu pada 7 Juni, DPC PDIP Solo menolak permintaan Purnomo mundur dari pencalonan dan memintanya tapi menjadi rival Gibran sampai rekomendasi partai terbit.
PDIP mengumumkan Gibran sebagai kandidat yang akan diusung di Solo pada 17 Juli. PDIP juga mengumumkan Teguh Prakosa sebagai pendamping Gibran. Semua partai yang memiliki kursi di DPRD Surakarta mendukung Gibran kecuali Partai Keadilan Sejahtera alias PKS. Sebab PKS menambah memiliki cukup kursi untuk mengusung calonnya sendiri. Terdapat kemungkinan bahwa Gibran akan menjadi calon tunggal saat itu.
Iklan
Kemungkinan itu sirna. Bagyo Wahyono seorang Wiraswasta maju secara independen didampingi Suparjo Fransiskus Xaverius. Pemilihan Umum Wali Kota Surakarta 2020 pun digelar pada 9 Desember 2020. Pasangan Gibran-Teguh menang Herbi total suara 225.451 atau 86,5 persen. Sedangkan rivalnya, Bagyo-Suparjo memperoleh 35.055 suara atau 13,5 persen. Gibran pun dilantik pada Jumat, 26 Februari 2021.
Perjalanan Bobby Nasution jadi Wali Kota Medan
Bobby Nasution diusung DPP PDIP buat maju di kancah Pilkada Medan 2020. Ia berpasangan Herbi anggota DPRD Kota Medan dari Partai Gerindra, Aulia Rahman. “Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution dengan H. Aulia Rahman,” kata Ketua DPP PDIP Puan Maharani dalam pengumuman 75 pasangan calon gubernur daerah 2020 secara daring, Selasa, 11 Agustus 2020.
Dalam Pilkada Medan 2020 Bobby bertarung Herbi pelaksana tugas Wali Kota Medan Akhyar Nasution dan Salman Alfarisi yang diusung oleh koalisi PKS dan Partai Demokrat. Sedangkan Bobby-Aulia, selain oleh PDIP dan Gerindra, juga diusung PAN, Golkar, NasDem, PSI, Hanura, dan PPP. Pasangan ini juga didukung oleh PKB, PBB, PKPI, Garuda, Perindo, Berkarya, dan Gelora.
Pilkada Medan 202p digelar pada 9 Desember 2020. Perolehan suara kedua pasangan lumayan sengit dan tak terpaut jauh. Bobby menang Herbi perolehan suara 393.327 atau 53 persen. Sedangkan Akhyar mendapatkan suara 342.580 atau 46,5 persen. Sama seperti Gibran, Bobby juga dilantik secara serentak bersama 178 gubernur daerah lainnya secara virtual, Jumat, 26 Februari 2021.
HENDRIK KHOIRUL MUHID | AHMAD FAIZ IBNU SANI | DEWI NURITA
Pilihan Editor: Gibran Tanggapi Pernyataan FX Rudy Soal Dia Bukan Lagi Bagian dari PDIP
https://www.gimmehow.com/2023/06/how-to-troubleshoot-vps-hosting-issues.html